Minggu, 30 September 2012

SMK KESEHATAN EL-HURRIYAH


MAKALAH MENGENAI
ANEKA RAGAM KELOMPOK SOSIAL
DALAM MASYARAKAT MULTIKULTURAL


Disusun oleh : Rizki Dwi Wulandari, Ulvi Ahmada, Siti Nuramanah, Sryanah, Mariatul Qibtia

SMK KESEHATAN EL-HURRIYAH
BIDANG STUDY KEPERAWATAN DAN FARMASI
JLN. KH. FUDHOLI RAYA NO.94 CIKAARANG UTARA BEKASI
TAHUN AJARAN 2011-2012



KATA PENGANTAR

بسم الله الر حمن الر حىىم
السلا م علىكم ورحمة الله وبر كا ته

Segala puji bagi Allah S.w.t. Tuhan Seluruh Alam, atas berkah kesehatan dan Keridhaan-Nya,  usaha kami segenap tim penyusun makalah ini dapat menyelesaikan tulisan kami dengan pada waktu dan kompetensi yang telah di tentukan.

Adapun tulisan ini kami beri judul dengan “Aneka Ragam Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural” dengan maksud dan tujuan bahwa tersebut dapat memenuhi tugas mata pelajaran Imu Pengetahuan Sosial, serta dapat menjadi acuan pembelajaran, analisis wawasan, dan tolak ukur dalam perkembangan akademik kami untuk penilaian dari segi selanjutnya.

Atas dasar bimbingannya, kami berterima kasih kepada guru bidang yang bersangkutan dari padanya. Atas perhatian, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.




Bekasi, 30 September 2012


Tim Penyusun
 


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Ada satu kenyataan yang tidak bisa di pungkiri. Kita semua di lahirkan dalam sebuah kelompok sosial tertentu. Setiap individu pasti terlahir dalam sebuah keluarga. Keluaga sendiri termasuk satu contoh kelmpok sosial. Sementara itu keluarga kita mungkin juga menjadi anggota dari suatu kelompok tertentu. Demikianlah dalam sebuah masyarakat terdapat banyak sekali kelompok sosial dengan karakteristik yang berbeda-beda.
Kamu sudah memahami dengan baik, bahwa individu tidak bisa hidup dan berkembang secara manusiawi tanpa kelompok sosial. Itulah inti dari hakikat manusia sebagai makhluk sosial. Kita belajar berbicara, belajar, tersenyum dan tertawa karena ada kelompok sosial. Kita belajar berperilaku dalam cara tertentu karena ada kelompok sosial. Kelompok sosial yang memberi identitas sosial kepada kita. Kelompok sosial juga mensosialisasikan nilai dan norma sosial kepada kita. Kita sealalu belajar mengidentifikasi diri dan menyesuaikan diridengan nilai dan norma kelompok. Kia bahkan berkembang selalu dalam konteks dinamika atau perubahan kelompok sosial tempat kita menjadi salah satu anggotanya.
Banyak sekali kelompok sosial yang ada dalam masyarakat. Kelompok-kelompok sosial yang beraneka ragam tersebut membentuk sebuah masyarakat yang multikultur. Proses mobilitas sosial (geografis) yang tinggi sebagaimana terjadi dewasa ini menyebabkan terbentuknya masyarakat sebagai sebuah kenyataan sosial yang multietnik, multikultur, multireligi, dan sebagainya. Intinya kita sekarang hidup dalam sebuah masyarakat yang sangat plural. Pluralitas msyarakat menjadi kenyataan sosial sosail yang sulit di pungkiri dan di tolak. Karena itu impian menciptakan sebuah msyarakat yang homogen selalu akan menjadi ilusi yang ketinggalan zaman.
Konflik dan pertentangan antara kelompok sosial sebuah masyarakat sangat mungkin terjadi . oleh karena itu, mewujudakn keterbukaan, saling menghargai, dan kerjasama akan menjadi sebuah cita-cita kolektif yang akan kita wujudakan bersama. Tugas kita sebagai siswa sekarang ini adalah mengenal dengan baik berbagai kelompok sosial yang ada di sekitar kita. Dengan mengenal, kita bisa memiliki sikap keterbukaan dan klesediaan untuk bekerja sama dan hidup dengan kelompok sosial mana saja.
1.2 Maksud Dan Tujuan
Maksud dari penyusunan makalah ini adalah sebagai tugas Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Yang juga sekaligus sebagai bahan diskusi bersama dalam proses pembelajaran. Adapun judul yang diangkat dalam makalah ini yaitu “Aneka Ragam Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural”.
1.3 Metode Penulisan
Makalah ini di susun dengan menggunakan metode study pustaka. Sebagai acuan pembelajaran yang di bimbing oleh guru dari study mata pelajaran yang bersangkutan dari padanya.
1.4 Rumusan Masalah
1.      Bagaimana kemajemukan masyarakat berdasarkan ras, suku bangsa, klan, agama, jenis kelamin, dan profesi ?
  
 
BAB II
PEMBAHASAN

Ada satu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri. Kita semua dilahirkan dalam sebuah kelompok social tertenyu. Sebagaimana akan kita pelajari dalam standart kompetensi ini, setiap individu pasti terlahir dalam sebuah keluarga. Keluarga sendiri termasuk contoh kelompok social. Sementara itu, keluarga kita mungkin juga menjadi anggota dari suatu keluarga tertentu. Demikianlah, dalam sebuah masyarakat terdapat banyak sekali kelompok social dengan karakteristik yang berbeda-beda.
2.1     Aneka ragam kelompok sosial dalam masyarakat multikultural
            Pada bagian ini, kita akan mempelajari dua hal. Pertama, kita akan belajar tentang diferensiasi social. Kemudian, kita akan belajar bagaimana menyikapi keanekaragaman kelompok social dalam masyarakat kultikultural.
2.1.1 Diferensiasi social
            Didalam kehidupan bermasyarakat atau individu-individu dibeda-bedakan berdasarkan cirri-ciri tertentu. Misalnya, orang dibedakan berdasarkan cirri-ciri fisik ( kulit kuning, kulit putih, kulit hitam ) profesi, kebudayaan dan sebagainya. Dalam ilmu social, khususnya sosiologi, penggolongsn atau pengelompokan semacam ini disebut diferensiasi social.
            Diferensiasi social adalah pengelompokkan warga masyarakat secara horizontal berdasarkan kesamaaan cirri-ciri tertentu. Penggolongan secara horizontal maksudnya tidak menghitungkan perbedaan tingka-tingkatnya, tetapi hanya membedakan golongan masyarakat majemuk, pengelompokan horizontal itu bisa berdasarkan pada perbedaan ras, etnis, klan, dan agama. Pengelompokan juga bisa berdasarkan pada perbedaan profesi dan jenis kelamin.
            Pengelompokan masyarakat berdasarkan ras, etnis, klan dan agama disebut kemajemukan social. Sementara itu, pengelompkan masyarakat berdasarkan perbedaan profesi dan jenis kelamin yang disebut heterogenitas social.
            Kemajemukan masyarakat ditandai adanya perbedaan berdasarkan ciri-ciri isi, ciri-ciri sosial, dan ciri-ciri budaya.
1.      Ciri-ciri fisik. Ciri ciri fisik berkaitan dengan raswarna kulit, jenis rambut, bentuk mata, bentuk hidung, bentuk rahang dan sebagainya. Ciri-ciri fisik ini dapat diukur. Itu disebut ciri-ciri fenotip kuantitatif.
2.      Ciri-ciri sosial. Ciri-ciri sosial ini berkaitan dengan jenis pekerjaan atau profesi. Berbedaan profesi atau pekerjaan menimbulkan perbedaan cara pandang dan perilaku dalam masyarakat. Misalnya, perilaku seseorang petani tentu berbeda dengan perilaku seorang tentara.
3.      Ciri-ciri budaya. Ciri-ciri budaya ini berkaiatan erat dengan kebudayaan suatu mesyarakat yang membedakan dengan kebudayaan masyarakat ini lainnya. Perbedaan budaya ini berkaitan dengan pandangan hidup masyakarat menyangkut nilai-nilai yang dianut. Yang termasuk dalam ciri-ciri budaya antara lain adalah kepercayaan, sistem kekeluargaan, bahasa, model baju, dan adat istiadat.
Karakteristik masyarakat majemuk dapat kita kenali dari cara golongan warga masyarakat. Kita dapat menggolongkan masyarakat berdasarkan 6 kriteria, yaitu berdasarakan ras, suku bangsa, klan, profesi, agama, dan jenis kelamin.

2.1.2 Kemajemukan Masyarakat Berdasarkan Ras
Ras adalah suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri fisik bawaan yang sama. Kata kuncinya adalah ciri-ciri fisiknya.
 Menurut koentjaraningrat, ras adalah golongan manusia yang menunjukkan berbagai ciri-ciri lahiriah (morfologi) atau ciri-ciri anggota tubuh yang dapat diukur (ciri fenotip kuantitatif). Ciri fisik ini antara lain adalah warna kulit,  jenis rambut,  bentuk hidung,  bentuk mata, dan sebagainya.
Perbedaan ciri fisik itu dapat terjadi karena beberapa faktor, antara lain kondisi geografis dan iklim, faktor makanan, dan faktor perkawinan.
Kondisi geografis dan iklim dapat mempengaruhi bentuk fisik. Misalnya, orang-orang yang hidup didaerah dingin bentuk hidungnya lebih panjang dan menonjol. Bentuk hidung yang lebih panjang dan menonjol itu akan membantu orang-orang yang hidup didaerah dingin untuk memanaskan dan melembabkan uadra sebelum masuk ke paru-paru.
Faktor makanan juga dapat memengaruhi bentuk fisik. Perbedaan jenis makanan akan menimbulkan macam-macam bentuk tubuh. Misalnya, orang yang makan makanan yang bergizi tinggi bentuk badannya akan lebih besar dari pada orang yang makanan makanan yang tidak.
Faktor perkawinan juga turut memengaruhi perbedaan ciri-ciri fisik.  orang dari berbagai suku dan bangsa dapat dengan mudah saling bertemu dan berinteraksi. Pertemuan-pertemuan itu memungkinkan terjadinya perkawinan campur (amalgamasi) antara orang-orang yang berasal dari suku atau bangsa yang berbeda. Misalnya, orang berasal dari ras mongoloid kawin dengan yang berasal dari ras negroid. Bisa terjadi anak hasil perkawinan campur itu kulitnya akan berwarna kulit dan rambut nya keriting. Dengan demikian, kita sulit mengatakan orang ini termasuk ras mongoloid atau negroid.
Mari sekarang kita kembali ke pengelompokkan ras bangsa manusia. Pengelompokkan ras bangsa manusia di dunia ini dibuat oleh Ralph Linton dan A.L. Kroeber.
2.1.2.1  Pembagian ras menurut Ralph Linton
Ralph linton membagi manusia ke dalam tiga kelompok ras besar, yaitu ras mengoloid, ras kaukasoid, dan ras negroid. Disamping tiga ras besar itu ada ras khusus, yaitu ras auStroloid peddoid, polynesia, dan ainu. Ketiga ras khusus ini tidak dapat di masukan ke dalam kelompok tigaras besar.
2.1.2.1.1        Ras mongoloid
Ras mongoloid di bagi menjadi dua, yaitu mongoloid asia dan indian. Mongoloid asia di bagi menjadi dua sumbras, melayu. Orang-orang jepang, taiwan,cina, dan vietnam termasuk subras tionghoa. Orang indonesia, malaysia, dan ras mongoloid indian adalah orang-orang indian di amerika.
Manusia yang termasuk dalam ras mongolid  mempunyai ciri-ciri kulit berwarna  kuning sampai sawo matang, rambut lurus, bulu badan sedikit, dan bermata sipit.
2.1.2.1.2        Ras Kaukasoid
Ras kaukasoid terdiri dari lima subras,  yaitu nordic, alpin, mediteran, armenoid, dan india.
Manusia yang tramasuk dalam ras kaukasoid mmepunyai ciri-ciri hidung mancung, kulit putih, rambut, pirang sampai cokelat kehitam-hitaman, dan kelopak mata lurus.
2.1.2.1.3        Ras Negroid
Ras negroid terdiri dari lima subras, yaitu negrito, nilitz, negro rimba, negro oseanis, dan hotentot-boysesman.
Manusia yang termasuk dalam ras negroid mempunyai ciri-ciri rambut keriting, berkulit hitam, memiliki bibir tebal, dan memiliki kelopak mata lurus.
2.1.2.2 Pembagian Ras Menurut A.L. Kroeber
A.L. kroeber membagi ras bangsa manusia ke dalam lima kelompok ( 4 ras pokok dan 1 ras khusus ). Empat ras pokok itu adalah ras kaukasoid, ras mongoloid, ras negroid, dan ras australoid. Ras-ras yang tidak dapat dimasukkan dalam empat kelompok ras pokok dimasukkan dalam kelompok khusus.
Klasifikasi ras manusia yang dibuat A.L Kroeber adalah sebagai berikut.
2.1.2.2.1        Ras kaukasoid
Ada empat subras yang termasuk dalam ras kau kasoid ,yaitu;  
v  Nordic (tinggal di wilayah eropa utara, sekitar lautan baltic).
v  alpine (tinggal diwilayah eropa timur dan eropa tengah).
v  mediteranian (tinggaldi wilayah efrika utara , armenia, arab, iran, sekitar lautan tengah).
v  indie (tinggal di wilayah pakistan ,india,bangladesh,sri langka).

2.1.2.2.2        Ras mongoloid

Ada tiga subras yang termasuk dalam ras mongoloid,yaitu;

v  asiatic mongoloid ( tinggal di wilayah asia utaia asia utara,asia tengah, ,asia timur).
v  malayan mongoloid (tinggal di wilayah asia tenggara, indonesia, filifina, dan  malaysia).
v  american mongoloid (orang-orang india di amerika).


2.1.2.2.3        Ras Negroid

Ada tiga subras yang termasuk di dalam ras negroid, yaitu:

·         African negroid (tinggal di wilayah benua afrika).
·         Negrito (tinggal di daerah wilayah afrika tengah, semanjung malaysia, filipina). Orang  nergrito yang tinggal di semenanjung malaya dikenal sebagai orang semang.
·         Malanesia (tinggal di wilayah irian malanesia).

2.1.2.2.4        Ras Austroloid
Hanya ada satu subras yang termasuk dalam ras austroid, yaitu aborigin. Aborigi ini adalah penduduk asli australia.

2.1.2.2.5        Ras khusus

Ada empat  subras yang termasuk di dalam ras khusus, yaitu:
·         Bushman (tinggal diwilayah gurun kalahari di afrika selatan.
·         Vedoid (tinggsl di pedalaman sri langka, sulawesi selatan {bugis-makasari}).
·         Polynesia (tinggal di kepulawan mikronesia,polynesia).
·         Ainu (tinggal di pulau karafuto dan pulau hokaido di jepang).

Apa yang dapat disimpulkan dari diferensiasi sosial berdasarkan ras di atas? Kamu dapat melihat , bahwa ada banyak sekali ras manusia yang hidup bersama dalam masyarakat. Bahkan karena perkawinan campuran, pembagian ras seperti yang dikemukakan Ralpha Linton dan A.L kroeber di atas tampak tidak sedemikian ketat.
Dikatakan bahwa mayoritas masyarakat indonesia adalah ras malayan mongoloid menurut pemahaman kroeber datau ras mongoloid menurut pemahaman linton. Meskipun demekian,  ada juga ras lain yang hidup di indonesia, yaitu negroid (malanesia), yakni orang-orang papua. Disinilah kita belajar untuk dapat hidup berdampingan meskipun berbeda secara ras.
2.1.3  Kemajemukan masyarakat berdasarkan suku bangsa
 Penggolongan masyarakat berdasarkan suku bangsa adalah penggolongan manusia berdasarkan perbedaan ciri-ciri yang mendasar dan umum berkaitan dengan asal-usul,temoat asal,dan kebudayaannya.
Suatu suku bangsa dapat di kenali dari kesamaan ciri-ciri lahiria, misalnya ciri fisik ( warna kulit,bentuk wajah,badan,rambut), bahasa daerah yang di gunakan, adat-istiadat, kebudayaan, dan kesenian.
 Meskipun berjahuan dan bahasanya berbeda, namun suku bangsa itu memiliki dasar-dasar persamaan itu antara lain adalah :
a)      Dasar kehidupan sosial yang sama berdasarkan asas kekerabatan (kekeluargaan).
b)      Asas-asas yang sama dalam hak atas tanah (hak kepemilikan  tanah).
c)      Asas-asas persamaan dalam hukum adat.
d)     Sama-sama memiliki suatu bentuk perseikatan dan bentuk hubungan yang tidak dibuat tetapi terjadi, yaitu lembaga adat-istiadat penduduk asli.
Contoh diferensiasi sosial berdasarkan suku bangsa dapat kita dalam masyarakat indonesia. Kita semua tahu bahwa masyarakat indonesia terdiri dari banyak suku bangsa. Kita bisa mengenali tetangga atau teman kita berasal dar i suku mana dari ciri fisik, bahasa daerah atau logat bahasa yang di pakai, adat istiadat dan kebudayaannya.
Keragaman suku bangsa di Indonesia belum dapat di hitung secara pasti. Menurut cliffort geert, di indonesia ada 300 suku bangsa dengan bahasa dan kebudayaan yang berbeda. Beberapa suku bangsa yang ada di indonesia antara lain adalah :
a.       Kepulauan Maluku dan Papua ada suku Dani, Asmat, Ternate, Tidore, dan sebagainya.
b.      Di kepulauan Nusa Tenggara ada suku Bali, Flores, Sumba, Bima, Rote, dan sebagainya.
c.       Di Pulau Kalimatan ada suku Dayak, Melayu, dan Banjar.
d.      Di pulau Jawa dan Madura ada suku Jawa dan Madura.
e.       Di Pulau Sulawesi ada Suku Bugis, Makasar, Toraja, dan Minahasa
2.1.4         Kemajemukan Masyarakat Berdasarkan Klan

Klan juga disebut kerabat atau keluarga besar (extended family). Klan ini merupakan kesatuan keturunan (kesatuan genealogis), kesatuan kepercayaan (religius magis), dan kesatuan adat (tradisi).

            Para ahli sosilogi mendefinidikan klan sebagai sistem sosial yang berdasakan ikatan darah atau keturunan yang sama yang umumnya terjadi pada masyarakat unilateral, baik melalui garis ayah (patrilineal) maupun garis ibu (matrilineal). Kesatuan darah atau keturunan ini disebut kesatuan genealogis.
            Mari kita perhatikan contoh kemajemukan Batak.masyarakat berdasarkan klan. Kita akan melihat masyarakat Minangkabau dan Batak.
Ø  Masyarakt Minangkabau mengikuti klan berdasarkan garis keturunan ibu (matrilineal). Di minangkabau ada 6 klan, yaitu Caniag, Piliang, Melayu, Dalimo, Kampai, dan Solo.
Ø  Masyarakat Batak mengikuti klan berdasarkan garis keturunan ayah (patrilineal). Di Batak klan ini disebut sebagai marga. Misalnya kita mengenal marga Ginting, Sembiring, Tarigan, Parangin-angin, Nasution, Batu Bara, dan sebagainya.

2.1.5         Kemajemukan Masyarakat Berdasarkan Agama
            Dalam masyarakat kita mengenal ada agama dan kepercayaan. Di Indonesia ada 6 agama yang di akui secara resmi, yaiutu Islam, Kristen, Hindu, Buddha, Katolik dan Konghucu. Di samping itu ada banyak juga aliran kepercayaan atau agama-agama asli. Oleh karena itu, didalam masyarakat kita ada umat kristen, umat Buddha, umat Islam, umat Katolik, umat Hindu, dan umat Konghucu.

2.1.6         Kemajemukan masyarakat berdasarkan jenis kelamin
            Dakam masyarakat yang majemuk, penggolongan masyarakatnya juga dilakukan berdasarkan jenis kelaminnya. Dalam ilmu sosiologi, jenis kelamin dimengerti sebagai kategori sosial dalam masyarakat yang berdasarkan pada perbedaan jenis kelamin atau seks yang diperoleh sejak lahir ( perbedaan  biologis ). Perbedaan itu dapat kita lihat dari alat – alat Reproduksi, bentuk tubuh, suara, sikap, dan sebagainya. Berdasarkan perbedaan itu ada kelompok masyarakat perempuan dan kelompok masyarakat laki – laki.

2.1.7         Majemuk masyarakat berdasarkan profesi
            Penggolongan sosial atau penggolongan masyarakat bisa  didasarkan pada profesi atau pekerjaan. Profesi adalah pekerjaan yang menuntut pengetahuan dan keterampilan khusus. Misalnya, orang yang berprofesi sebagai guru harus mempunyai keterampilan untuk mengajar dan mendidik para murid.
            Karena adanya profesi yang bermacam – macam itu, maka masyarakat kemudian dapat dikelompokan menjadi masyarakat yang berprofesi sebagai guru, dokter, petani, tentara, pedagang, buruh, dan sebagainya. Perbedaan profesi dapat menyebabkan perbedaan cara orang bertindak, cara orang berinteraksi, di lingkungan nya. Misalnya, cara seseorang guru bertindak dan berinteraksi di mayarakat tentu berbeda dengan cara seorang dokter bertindak dan berinteraksi.
            Adanya macam – macam golongan sosial dalam suatu masyarakat seperti ini menyebabkan masyarakat menjadi majemuk, terdiri dari berbagai macam orang dari berbagai suku bangsa, profesi, agama, ras, dan jenis kelamin.
            Berkaitan dengan penjelasan kelompok sosial di atas, berikut ini  struktur sosial yang ada dalam masyarakat multikultural :
o   Sturktur sosial yang terinterseksi (intersected soial structure)

Kelompok sosial yang ada dalam masyarakat dapat menjadi wadah beraktivitas dari orang-orang yang berasal dari berbagai latar belakang, suku, bangsa, agama, dan ras serta aliran. Dalam bentuk struktur sosial yang demikian keanggotaan para anggota masyarakat dalam kelompok sosial yang ada saling silang-menyilang sehingga terjadi loyalitas yang juga silang menyialng (cross cuting affilation dan cross cutting loyalities). Bentuk struktur yang terinterseksi mendorong terjadinya integrasi sosial dalam masyarakat multikultural.

o   Struktur sosial yang terkontrolidasi (consolidated social stucture)

Dalam bentuk struktur yang demikian, kelompok-kelompok  sosial yang ada hanya mewadahi orang-orang yang berlatar belakang suku, bangsa, agama, ras dan aliran yang sama, sehingga terjadi tumpang tindih parameter dalam pemilihan struktur sosial. Orang Bali akan identik dengan orang Hindu, orang Melayu identik dengan orang Islam, partai tertentu identik dengan orang Islam, partai yang lain identik dengan orang Kristen, dan seterusnya. Bentuk struktur sosial yang semacam ini akan menghambat terjadinya integritas sosial dalam masyarakat multikultural, karena akan terjadi pertajaman prasangka antar-kelompok. Stuktur sosial terpilih dengan parameter yang tumpang tindih dengan pemilihan berdasarkan agama, ras, aliran atau kelas-kelas sosial dan ekonomi. Ikatan dalam kelompok dalam akan sangat kuat, tetapi akan menimbulkan prasangka terhadap kelompok luarnya.


BAB III
PENUTUP
3.2    Kesimpulan
Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memilik kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok sosial di ciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok sosial juga sangat mempengaruhi perilaku para anggotanya.
Berbagai macam kelompok atau asosiasi dalam masyarakat multikultural antara laindi golongkan berdasarkan etnis, agama, dan stratifikasi sosial.
Dampak yang ditimbulkan dari adanya kelompok sosial dalam masyarakat multikultural adalah dapat menimbulkan konflik antar anggota masing-masing kelompok. Karena dalam kehidupan masyarakat multikultural sering tidak dapat di hindari berkembnagnya paham-paham atau cara hidup yang di dasarkan pada etnosentrisme, primodialisme, aliran, sektarianisme, dan sebagainya. Paham-paham tersebutlah  yang terkadang menjadi penghambat integrasi bangsa.

3.3    Saran
Demikianlah beberapa proses sosial telah di uraikan secara cukup panjang. Semuanya dapat menjadi pisau analisis untuk mengevaluasi bagaimana masyarakat kita membangun kerja sama. Meskipun demikian, karena kita pro pada masyarakat majemuk maka uraian di atas cukup banyak memberikan porsi pada konflik dan pertentangan, bukan dengan maksud untuk menegaskan bahwa masyarakat majemuk harus berkonflik. Yang hendak ditonjolkan adalah bagaimana menyelesaikan konflik. Ini penting karena konflik hampir tidak pernah absen dalam kehidupan masyarakat majemuk.