MAKALAH MENGENAI
ANEKA RAGAM KELOMPOK SOSIAL
DALAM MASYARAKAT MULTIKULTURAL
Disusun oleh : Rizki Dwi Wulandari, Ulvi
Ahmada, Siti Nuramanah, Sryanah, Mariatul Qibtia
SMK KESEHATAN EL-HURRIYAH
BIDANG
STUDY KEPERAWATAN DAN FARMASI
JLN.
KH. FUDHOLI RAYA NO.94 CIKAARANG UTARA BEKASI
TAHUN
AJARAN 2011-2012
KATA PENGANTAR
بسم الله الر حمن الر حىىم
السلا م علىكم ورحمة الله وبر كا ته
Segala puji bagi Allah S.w.t. Tuhan Seluruh
Alam, atas berkah kesehatan dan Keridhaan-Nya,
usaha kami segenap tim penyusun makalah ini dapat menyelesaikan tulisan
kami dengan pada waktu dan kompetensi yang telah di tentukan.
Adapun tulisan ini kami beri judul dengan “Aneka
Ragam Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural” dengan maksud dan
tujuan bahwa tersebut dapat memenuhi tugas mata pelajaran Imu Pengetahuan
Sosial, serta dapat menjadi acuan pembelajaran, analisis wawasan, dan tolak
ukur dalam perkembangan akademik kami untuk penilaian dari segi selanjutnya.
Atas dasar bimbingannya, kami berterima kasih
kepada guru bidang yang bersangkutan dari padanya. Atas perhatian, semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Bekasi, 30 September 2012
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ada satu kenyataan yang tidak bisa di
pungkiri. Kita semua di lahirkan dalam sebuah kelompok sosial tertentu. Setiap
individu pasti terlahir dalam sebuah keluarga. Keluaga sendiri termasuk satu
contoh kelmpok sosial. Sementara itu keluarga kita mungkin juga menjadi anggota
dari suatu kelompok tertentu. Demikianlah dalam sebuah masyarakat terdapat
banyak sekali kelompok sosial dengan karakteristik yang berbeda-beda.
Kamu sudah memahami dengan baik, bahwa
individu tidak bisa hidup dan berkembang secara manusiawi tanpa kelompok
sosial. Itulah inti dari hakikat manusia sebagai makhluk sosial. Kita belajar
berbicara, belajar, tersenyum dan tertawa karena ada kelompok sosial. Kita
belajar berperilaku dalam cara tertentu karena ada kelompok sosial. Kelompok
sosial yang memberi identitas sosial kepada kita. Kelompok sosial juga
mensosialisasikan nilai dan norma sosial kepada kita. Kita sealalu belajar
mengidentifikasi diri dan menyesuaikan diridengan nilai dan norma kelompok. Kia
bahkan berkembang selalu dalam konteks dinamika atau perubahan kelompok sosial
tempat kita menjadi salah satu anggotanya.
Banyak sekali kelompok sosial yang ada dalam
masyarakat. Kelompok-kelompok sosial yang beraneka ragam tersebut membentuk
sebuah masyarakat yang multikultur. Proses mobilitas sosial (geografis) yang
tinggi sebagaimana terjadi dewasa ini menyebabkan terbentuknya masyarakat
sebagai sebuah kenyataan sosial yang multietnik, multikultur, multireligi, dan
sebagainya. Intinya kita sekarang hidup dalam sebuah masyarakat yang sangat
plural. Pluralitas msyarakat menjadi kenyataan sosial sosail yang sulit di
pungkiri dan di tolak. Karena itu impian menciptakan sebuah msyarakat yang
homogen selalu akan menjadi ilusi yang ketinggalan zaman.
Konflik dan pertentangan antara kelompok
sosial sebuah masyarakat sangat mungkin terjadi . oleh karena itu, mewujudakn
keterbukaan, saling menghargai, dan kerjasama akan menjadi sebuah cita-cita kolektif
yang akan kita wujudakan bersama. Tugas kita sebagai siswa sekarang ini adalah
mengenal dengan baik berbagai kelompok sosial yang ada di sekitar kita. Dengan
mengenal, kita bisa memiliki sikap keterbukaan dan klesediaan untuk bekerja
sama dan hidup dengan kelompok sosial mana saja.
1.2 Maksud Dan Tujuan
Maksud dari penyusunan makalah ini
adalah sebagai tugas Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Yang juga sekaligus sebagai bahan diskusi bersama dalam proses
pembelajaran. Adapun judul yang diangkat dalam makalah ini yaitu “Aneka Ragam Kelompok Sosial Dalam Masyarakat
Multikultural”.
1.3 Metode Penulisan
Makalah ini di susun dengan menggunakan
metode study pustaka. Sebagai
acuan pembelajaran yang di bimbing oleh guru dari study mata pelajaran yang
bersangkutan dari padanya.
1.4 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana kemajemukan masyarakat berdasarkan ras, suku
bangsa, klan, agama, jenis kelamin, dan profesi ?
BAB
II
PEMBAHASAN
Ada satu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri. Kita semua dilahirkan
dalam sebuah kelompok social tertenyu. Sebagaimana akan kita pelajari dalam
standart kompetensi ini, setiap individu pasti terlahir dalam sebuah keluarga.
Keluarga sendiri termasuk contoh kelompok social. Sementara itu, keluarga kita
mungkin juga menjadi anggota dari suatu keluarga tertentu. Demikianlah, dalam
sebuah masyarakat terdapat banyak sekali kelompok social dengan karakteristik
yang berbeda-beda.
2.1 Aneka ragam kelompok
sosial dalam masyarakat multikultural
Pada bagian ini,
kita akan mempelajari dua hal. Pertama, kita akan belajar tentang diferensiasi
social. Kemudian, kita akan belajar bagaimana menyikapi keanekaragaman kelompok
social dalam masyarakat kultikultural.
2.1.1 Diferensiasi
social
Didalam kehidupan
bermasyarakat atau individu-individu dibeda-bedakan berdasarkan cirri-ciri
tertentu. Misalnya, orang dibedakan berdasarkan cirri-ciri fisik ( kulit
kuning, kulit putih, kulit hitam ) profesi, kebudayaan dan sebagainya. Dalam
ilmu social, khususnya sosiologi, penggolongsn atau pengelompokan semacam ini
disebut diferensiasi social.
Diferensiasi
social adalah pengelompokkan warga masyarakat secara horizontal berdasarkan
kesamaaan cirri-ciri tertentu. Penggolongan secara horizontal maksudnya tidak
menghitungkan perbedaan tingka-tingkatnya, tetapi hanya membedakan golongan
masyarakat majemuk, pengelompokan horizontal itu bisa berdasarkan pada
perbedaan ras, etnis, klan, dan agama. Pengelompokan juga bisa berdasarkan pada
perbedaan profesi dan jenis kelamin.
Pengelompokan
masyarakat berdasarkan ras, etnis, klan dan agama disebut kemajemukan social.
Sementara itu, pengelompkan masyarakat berdasarkan perbedaan profesi dan jenis
kelamin yang disebut heterogenitas social.
Kemajemukan
masyarakat ditandai adanya perbedaan berdasarkan ciri-ciri isi, ciri-ciri
sosial, dan ciri-ciri budaya.
1. Ciri-ciri fisik. Ciri ciri fisik berkaitan dengan raswarna kulit, jenis
rambut, bentuk mata, bentuk hidung, bentuk rahang dan sebagainya. Ciri-ciri
fisik ini dapat diukur. Itu disebut ciri-ciri fenotip kuantitatif.
2. Ciri-ciri sosial. Ciri-ciri sosial ini berkaitan dengan jenis pekerjaan
atau profesi. Berbedaan profesi atau pekerjaan menimbulkan perbedaan cara
pandang dan perilaku dalam masyarakat. Misalnya, perilaku seseorang petani
tentu berbeda dengan perilaku seorang tentara.
3. Ciri-ciri budaya. Ciri-ciri budaya ini berkaiatan erat dengan kebudayaan
suatu mesyarakat yang membedakan dengan kebudayaan masyarakat ini lainnya.
Perbedaan budaya ini berkaitan dengan pandangan hidup masyakarat menyangkut
nilai-nilai yang dianut. Yang termasuk dalam ciri-ciri budaya antara lain
adalah kepercayaan, sistem kekeluargaan, bahasa, model baju, dan adat istiadat.
Karakteristik masyarakat majemuk dapat kita kenali dari cara golongan warga
masyarakat. Kita dapat menggolongkan masyarakat berdasarkan 6 kriteria, yaitu
berdasarakan ras, suku bangsa, klan, profesi, agama, dan jenis kelamin.
2.1.2 Kemajemukan Masyarakat Berdasarkan Ras
Ras adalah suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri fisik bawaan yang
sama. Kata kuncinya adalah ciri-ciri fisiknya.
Menurut koentjaraningrat, ras adalah
golongan manusia yang menunjukkan berbagai ciri-ciri lahiriah (morfologi) atau
ciri-ciri anggota tubuh yang dapat diukur (ciri fenotip kuantitatif). Ciri
fisik ini antara lain adalah warna kulit,
jenis rambut, bentuk hidung, bentuk mata, dan sebagainya.
Perbedaan ciri fisik itu dapat terjadi karena beberapa faktor, antara lain
kondisi geografis dan iklim, faktor makanan, dan faktor perkawinan.
Kondisi geografis dan iklim dapat mempengaruhi bentuk fisik. Misalnya,
orang-orang yang hidup didaerah dingin bentuk hidungnya lebih panjang dan
menonjol. Bentuk hidung yang lebih panjang dan menonjol itu akan membantu
orang-orang yang hidup didaerah dingin untuk memanaskan dan melembabkan uadra
sebelum masuk ke paru-paru.
Faktor makanan juga dapat memengaruhi bentuk fisik. Perbedaan jenis makanan
akan menimbulkan macam-macam bentuk tubuh. Misalnya, orang yang makan makanan
yang bergizi tinggi bentuk badannya akan lebih besar dari pada orang yang
makanan makanan yang tidak.
Faktor perkawinan juga turut memengaruhi perbedaan ciri-ciri fisik. orang dari berbagai suku dan bangsa dapat
dengan mudah saling bertemu dan berinteraksi. Pertemuan-pertemuan itu
memungkinkan terjadinya perkawinan campur (amalgamasi) antara orang-orang yang
berasal dari suku atau bangsa yang berbeda. Misalnya, orang berasal dari ras
mongoloid kawin dengan yang berasal dari ras negroid. Bisa terjadi anak hasil
perkawinan campur itu kulitnya akan berwarna kulit dan rambut nya keriting. Dengan
demikian, kita sulit mengatakan orang ini termasuk ras mongoloid atau negroid.
Mari sekarang kita kembali ke pengelompokkan ras bangsa manusia.
Pengelompokkan ras bangsa manusia di dunia ini dibuat oleh Ralph Linton
dan A.L. Kroeber.
2.1.2.1 Pembagian ras menurut Ralph Linton
Ralph linton membagi manusia ke dalam tiga kelompok ras besar, yaitu ras
mengoloid, ras kaukasoid, dan ras negroid. Disamping tiga ras besar itu ada ras
khusus, yaitu ras auStroloid peddoid, polynesia, dan ainu. Ketiga ras khusus
ini tidak dapat di masukan ke dalam kelompok tigaras besar.
2.1.2.1.1
Ras mongoloid
Ras mongoloid di bagi menjadi dua, yaitu mongoloid asia dan indian.
Mongoloid asia di bagi menjadi dua sumbras, melayu. Orang-orang jepang,
taiwan,cina, dan vietnam termasuk subras tionghoa. Orang indonesia, malaysia,
dan ras mongoloid indian adalah orang-orang indian di amerika.
Manusia yang termasuk dalam ras mongolid
mempunyai ciri-ciri kulit berwarna
kuning sampai sawo matang, rambut lurus, bulu badan sedikit, dan bermata
sipit.
2.1.2.1.2
Ras Kaukasoid
Ras kaukasoid terdiri dari lima subras,
yaitu nordic, alpin, mediteran, armenoid, dan india.
Manusia yang tramasuk dalam ras kaukasoid mmepunyai ciri-ciri hidung
mancung, kulit putih, rambut, pirang sampai cokelat kehitam-hitaman, dan
kelopak mata lurus.
2.1.2.1.3
Ras Negroid
Ras negroid terdiri dari lima subras, yaitu negrito, nilitz, negro rimba,
negro oseanis, dan hotentot-boysesman.
Manusia yang termasuk dalam ras negroid mempunyai ciri-ciri rambut
keriting, berkulit hitam, memiliki bibir tebal, dan memiliki kelopak mata
lurus.
2.1.2.2 Pembagian Ras Menurut A.L. Kroeber
A.L. kroeber membagi ras bangsa manusia ke dalam lima kelompok ( 4 ras
pokok dan 1 ras khusus ). Empat ras pokok itu adalah ras kaukasoid, ras
mongoloid, ras negroid, dan ras australoid. Ras-ras yang tidak dapat dimasukkan
dalam empat kelompok ras pokok dimasukkan dalam kelompok khusus.
Klasifikasi ras manusia yang dibuat A.L Kroeber adalah sebagai berikut.
2.1.2.2.1
Ras kaukasoid
Ada empat subras yang termasuk dalam ras kau
kasoid ,yaitu;
v
Nordic (tinggal di wilayah eropa utara,
sekitar lautan baltic).
v
alpine (tinggal diwilayah eropa timur dan
eropa tengah).
v
mediteranian (tinggaldi wilayah efrika utara ,
armenia, arab, iran, sekitar lautan tengah).
v
indie (tinggal di wilayah pakistan ,india,bangladesh,sri
langka).
2.1.2.2.2
Ras mongoloid
Ada tiga subras yang termasuk dalam ras mongoloid,yaitu;
v
asiatic mongoloid ( tinggal di wilayah asia
utaia asia utara,asia tengah, ,asia timur).
v
malayan mongoloid (tinggal di wilayah asia
tenggara, indonesia, filifina, dan
malaysia).
v
american mongoloid (orang-orang india di
amerika).
2.1.2.2.3
Ras Negroid
Ada tiga subras yang termasuk di dalam ras negroid,
yaitu:
·
African negroid (tinggal di wilayah benua
afrika).
·
Negrito (tinggal di daerah wilayah afrika
tengah, semanjung malaysia, filipina). Orang
nergrito yang tinggal di semenanjung malaya dikenal sebagai orang
semang.
·
Malanesia (tinggal di wilayah irian
malanesia).
2.1.2.2.4
Ras Austroloid
Hanya ada satu subras yang termasuk dalam ras austroid, yaitu aborigin.
Aborigi ini adalah penduduk asli australia.
2.1.2.2.5
Ras khusus
Ada empat subras
yang termasuk di dalam ras khusus, yaitu:
·
Bushman (tinggal diwilayah gurun kalahari di
afrika selatan.
·
Vedoid (tinggsl di pedalaman sri langka,
sulawesi selatan {bugis-makasari}).
·
Polynesia (tinggal di kepulawan
mikronesia,polynesia).
·
Ainu (tinggal di pulau karafuto dan pulau
hokaido di jepang).
Apa yang dapat disimpulkan dari diferensiasi sosial berdasarkan ras di
atas? Kamu dapat melihat , bahwa ada banyak sekali ras manusia yang hidup
bersama dalam masyarakat. Bahkan karena perkawinan campuran, pembagian ras
seperti yang dikemukakan Ralpha Linton dan A.L kroeber di atas tampak tidak
sedemikian ketat.
Dikatakan bahwa mayoritas masyarakat indonesia adalah ras malayan mongoloid
menurut pemahaman kroeber datau ras mongoloid menurut pemahaman linton.
Meskipun demekian, ada juga ras lain
yang hidup di indonesia, yaitu negroid (malanesia), yakni orang-orang papua.
Disinilah kita belajar untuk dapat hidup berdampingan meskipun berbeda secara
ras.
2.1.3 Kemajemukan masyarakat berdasarkan suku bangsa
Penggolongan masyarakat berdasarkan
suku bangsa adalah penggolongan manusia berdasarkan perbedaan ciri-ciri yang
mendasar dan umum berkaitan dengan asal-usul,temoat asal,dan kebudayaannya.
Suatu suku bangsa dapat di kenali dari kesamaan ciri-ciri lahiria, misalnya
ciri fisik ( warna kulit,bentuk wajah,badan,rambut), bahasa daerah yang di
gunakan, adat-istiadat, kebudayaan, dan kesenian.
Meskipun berjahuan dan bahasanya
berbeda, namun suku bangsa itu memiliki dasar-dasar persamaan itu antara lain
adalah :
a) Dasar kehidupan sosial yang sama berdasarkan asas kekerabatan
(kekeluargaan).
b) Asas-asas yang sama dalam hak atas tanah (hak kepemilikan tanah).
c) Asas-asas persamaan dalam hukum adat.
d) Sama-sama memiliki suatu bentuk perseikatan dan bentuk hubungan yang tidak
dibuat tetapi terjadi, yaitu lembaga adat-istiadat penduduk asli.
Contoh diferensiasi sosial berdasarkan suku bangsa dapat kita dalam
masyarakat indonesia. Kita semua tahu bahwa masyarakat indonesia terdiri dari
banyak suku bangsa. Kita bisa mengenali tetangga atau teman kita berasal dar i
suku mana dari ciri fisik, bahasa daerah atau logat bahasa yang di pakai, adat
istiadat dan kebudayaannya.
Keragaman suku bangsa di Indonesia belum dapat di hitung secara pasti.
Menurut cliffort geert, di indonesia ada 300 suku bangsa dengan bahasa dan
kebudayaan yang berbeda. Beberapa suku bangsa yang ada di indonesia antara lain
adalah :
a. Kepulauan Maluku dan Papua ada suku Dani, Asmat, Ternate, Tidore, dan
sebagainya.
b. Di kepulauan Nusa Tenggara ada suku Bali, Flores, Sumba, Bima, Rote, dan
sebagainya.
c. Di Pulau Kalimatan ada suku Dayak, Melayu, dan Banjar.
d. Di pulau Jawa dan Madura ada suku Jawa dan Madura.
e. Di Pulau Sulawesi ada Suku Bugis, Makasar, Toraja, dan Minahasa
2.1.4 Kemajemukan Masyarakat Berdasarkan Klan
Klan juga disebut kerabat atau keluarga besar (extended family). Klan ini merupakan kesatuan keturunan (kesatuan genealogis), kesatuan kepercayaan (religius magis), dan kesatuan adat (tradisi).
Para
ahli sosilogi mendefinidikan klan sebagai sistem sosial yang berdasakan ikatan
darah atau keturunan yang sama yang umumnya terjadi pada masyarakat unilateral,
baik melalui garis ayah (patrilineal) maupun garis ibu (matrilineal). Kesatuan
darah atau keturunan ini disebut kesatuan genealogis.
Mari
kita perhatikan contoh kemajemukan Batak.masyarakat berdasarkan klan. Kita akan
melihat masyarakat Minangkabau dan Batak.
Ø Masyarakt Minangkabau mengikuti klan berdasarkan garis keturunan ibu
(matrilineal). Di minangkabau ada 6 klan, yaitu Caniag, Piliang, Melayu,
Dalimo, Kampai, dan Solo.
Ø Masyarakat Batak mengikuti klan berdasarkan garis keturunan ayah
(patrilineal). Di Batak klan ini disebut sebagai marga. Misalnya kita mengenal
marga Ginting, Sembiring, Tarigan, Parangin-angin, Nasution, Batu Bara, dan
sebagainya.
2.1.5 Kemajemukan
Masyarakat Berdasarkan Agama
Dalam
masyarakat kita mengenal ada agama dan kepercayaan. Di Indonesia ada 6 agama
yang di akui secara resmi, yaiutu Islam, Kristen, Hindu, Buddha, Katolik dan
Konghucu. Di samping itu ada banyak juga aliran kepercayaan atau agama-agama
asli. Oleh karena itu, didalam masyarakat kita ada umat kristen, umat Buddha,
umat Islam, umat Katolik, umat Hindu, dan umat Konghucu.
2.1.6 Kemajemukan
masyarakat berdasarkan jenis kelamin
Dakam
masyarakat yang majemuk, penggolongan masyarakatnya juga dilakukan berdasarkan
jenis kelaminnya. Dalam ilmu sosiologi, jenis kelamin dimengerti sebagai
kategori sosial dalam masyarakat yang berdasarkan pada perbedaan jenis kelamin atau
seks yang diperoleh sejak lahir ( perbedaan
biologis ). Perbedaan itu dapat kita lihat dari alat – alat Reproduksi,
bentuk tubuh, suara, sikap, dan sebagainya. Berdasarkan perbedaan itu ada
kelompok masyarakat perempuan dan kelompok masyarakat laki – laki.
2.1.7 Majemuk
masyarakat berdasarkan profesi
Penggolongan
sosial atau penggolongan masyarakat bisa
didasarkan pada profesi atau pekerjaan. Profesi adalah pekerjaan yang
menuntut pengetahuan dan keterampilan khusus. Misalnya, orang yang berprofesi
sebagai guru harus mempunyai keterampilan untuk mengajar dan mendidik para
murid.
Karena
adanya profesi yang bermacam – macam itu, maka masyarakat kemudian dapat
dikelompokan menjadi masyarakat yang berprofesi sebagai guru, dokter, petani,
tentara, pedagang, buruh, dan sebagainya. Perbedaan profesi dapat menyebabkan
perbedaan cara orang bertindak, cara orang berinteraksi, di lingkungan nya.
Misalnya, cara seseorang guru bertindak dan berinteraksi di mayarakat tentu
berbeda dengan cara seorang dokter bertindak dan berinteraksi.
Adanya
macam – macam golongan sosial dalam suatu masyarakat seperti ini menyebabkan
masyarakat menjadi majemuk, terdiri dari berbagai macam orang dari berbagai
suku bangsa, profesi, agama, ras, dan jenis kelamin.
Berkaitan
dengan penjelasan kelompok sosial di atas, berikut ini struktur sosial yang ada dalam masyarakat
multikultural :
o Sturktur sosial yang terinterseksi (intersected soial structure)
Kelompok sosial yang ada dalam masyarakat dapat menjadi wadah beraktivitas
dari orang-orang yang berasal dari berbagai latar belakang, suku, bangsa,
agama, dan ras serta aliran. Dalam bentuk struktur sosial yang demikian
keanggotaan para anggota masyarakat dalam kelompok sosial yang ada saling
silang-menyilang sehingga terjadi loyalitas yang juga silang menyialng (cross
cuting affilation dan cross cutting loyalities). Bentuk struktur yang
terinterseksi mendorong terjadinya integrasi sosial dalam masyarakat
multikultural.
o Struktur sosial yang terkontrolidasi (consolidated social stucture)
Dalam bentuk struktur yang demikian, kelompok-kelompok sosial yang ada hanya mewadahi orang-orang
yang berlatar belakang suku, bangsa, agama, ras dan aliran yang sama, sehingga
terjadi tumpang tindih parameter dalam pemilihan struktur sosial. Orang Bali
akan identik dengan orang Hindu, orang Melayu identik dengan orang Islam,
partai tertentu identik dengan orang Islam, partai yang lain identik dengan
orang Kristen, dan seterusnya. Bentuk struktur sosial yang semacam ini akan
menghambat terjadinya integritas sosial dalam masyarakat multikultural, karena
akan terjadi pertajaman prasangka antar-kelompok. Stuktur sosial terpilih
dengan parameter yang tumpang tindih dengan pemilihan berdasarkan agama, ras,
aliran atau kelas-kelas sosial dan ekonomi. Ikatan dalam kelompok dalam akan
sangat kuat, tetapi akan menimbulkan prasangka terhadap kelompok luarnya.
BAB III
PENUTUP
3.2 Kesimpulan
Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang
memilik kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok
sosial di ciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok sosial juga sangat
mempengaruhi perilaku para anggotanya.
Berbagai macam kelompok atau asosiasi dalam
masyarakat multikultural antara laindi golongkan berdasarkan etnis, agama, dan
stratifikasi sosial.
Dampak yang ditimbulkan dari adanya kelompok
sosial dalam masyarakat multikultural adalah dapat menimbulkan konflik antar
anggota masing-masing kelompok. Karena dalam kehidupan masyarakat multikultural
sering tidak dapat di hindari berkembnagnya paham-paham atau cara hidup yang di
dasarkan pada etnosentrisme, primodialisme, aliran, sektarianisme, dan
sebagainya. Paham-paham tersebutlah yang
terkadang menjadi penghambat integrasi bangsa.
3.3 Saran
Demikianlah beberapa proses sosial telah di
uraikan secara cukup panjang. Semuanya dapat menjadi pisau analisis untuk
mengevaluasi bagaimana masyarakat kita membangun kerja sama. Meskipun demikian,
karena kita pro pada masyarakat majemuk maka uraian di atas cukup banyak
memberikan porsi pada konflik dan pertentangan, bukan dengan maksud untuk
menegaskan bahwa masyarakat majemuk harus berkonflik. Yang hendak ditonjolkan
adalah bagaimana menyelesaikan konflik. Ini penting karena konflik hampir tidak
pernah absen dalam kehidupan masyarakat majemuk.